Expo Wirausaha Mandiri

Expo Wirausaha Mandiri

Sekitar 10 hari yang lalu tepatnya hari Jumat dan Sabtu tanggal 22 – 23 Januari 2010 Bank Mandiri mengadakan satu acara yang menurut saya sangat bagus. Acara yang bertajuk Expo Wirausaha Mandiri 2009 ini adalah suatu expo atau mungkin juga bisa disebut pamerannya para pengusaha muda yang dibina oleh Bank Mandiri. Sebelumnya, Bank Mandiri memang mengadakan acara lain yaitu kontes Wirausaha Muda Mandiri 2009 dimana kontes ini “mempertandingkan” para pengusaha muda yang sebagian besarnya adalah mahasiswa atau mahasiswa yang bru lulus namun sudah mempunyai suatu usaha di berbagai bidang dan tersebar di seluruh Indonesia.

Expo ini sendiri diikuti oleh seluruh finalis dari kontes Wirausaha Muda Mandiri 2009 yang jumlahnya lebih dari 100 finalis. Para finalis inipun bergerak di berbagai bidang usaha mulai dari usaha makanan sederhana dengan modal awal sekitar Rp. 70.000,- saja sampai dengan usaha pengelasan dengan berteknologi laser dengan modal awal sekitar Rp. 900.000.000. Berbagai macam usaha seperti produksi tahu organik, penjualan es pisang ijo, pembuatan bakso, distributor dan pembina usaha batik di daerahnya masing-masing, usaha souvenir, usaha digital printing, fotografi, event organizer, travel agent, alat-alat kecantikan, software house, advertising agent, property, sampai ke warnet yang di-franchise-kan.Mereka sendiri tampil dengan menunjukkan masing-masing sejarah, keunikan, metode pengembangan usaha, tips dan trik dan berbagai macam seluk beluk usaha yang mereka jalani. Penghasilan yang mereka raih pun benar-benar dapat membuat kita (khususnya saya) tercengang. Bayangkan, seperti contohnya usaha dengan merek “TELA KREZZ” milik seorang mahasiswa (maaf saya lupa namanya) dari Jogja, dengan modal sekitar Rp. 70.000,- saja, dia dapat mengembangkan usahanya sampai dengan saat ini yang beromset lebih dari Rp. 2.000.000.000 (baca:dua milyar rupiah). Dia sendiri mempunyai cara unik untuk mengembangkan usahanya, Sang Empunya ini mempunyai ide bagaimana agar dia dapat memproduksi produk utamanya ini tapi semua dapat ia rubah menjadi uang sampai ke limbah-limbahnya. Dia kemudian melakukan penelitian untuk mewujudkan hal itu, kemudian muncullah produk seperti tepung dari singkong, pupuk pengganti atau mungkin sejenis kompos dan lain sebagainya hingga berkembang sampai seperti sekarang ini.

Berikut ini beberapa profil pengusaha muda yang dapat saya ambil ketika acara itu:

1.  Agung  Nugroho Susanto SH.

Agung Nugroho Susanto SH.

Pengusaha laundry (yang sudah di franchise-kan) baru berusia 26 tahun, di usianya yang muda itu dia sudah memiliki usaha dengan omset senilai Rp. 36.000.000.000,- dengan penghasilan bersih pada tahun 2009 sekitar Rp. 5.800.000.000,- dengan modal awal sekitar Rp. 36.000.000,- pada sekitar tahun 2006 yang lalu

2.  Donny Kris Puriyono

(atas permintaan Mas Donny Kris sendiri, postingan tentang beliau saya hapus)

 

3.  Hamka Alwi

Hamka Alwi

Pengusaha yang bergerak di bidang industri kreatif khususnya fotografi ini baru berumur 29 tahun, memulai usahanya pada tahun 2000 dengan modal awal sekitar Rp. 70.000,- ini saat ini sudah memiliki omset senilai Rp. 2.520.000.000,- dengan keuntungan bersih pada tahun 2009 senilai Rp. 588.000.000,- dan juga memiliki 48 karyawan.

Bagi saya sendiri datang ke acara ini yang waktu itu bersama 2 orang teman (dengan tujuan berbeda-beda :p) merupakan sebuah brainstorming. Disaat itu saya melihat banyak sekali anak muda dengan kemampuan dirinya, dukungan lingkungan sekitar dan tentunya kehendak dari ALLAH SWT pada usia yang masih muda sudah memiliki usaha sendiri dan juga berkesempatan untuk dapat mempekerjakan orang lain. Sedangkan saya sendiri merasa belum melakukan apa-apa, padahal keinginan untuk sukses seperti mereka juga sangat besar.

Seperti yang juga pernah dikatakan oleh KH. Abdullah Gymnastiar di dalam salah satu tausiahnya, kenikmatan yang mereka rasakan ketika mampu menyediakan lapangan kerja untuk orang lain, sehingga juga dalam waktu yang bersamaan meningkatkan harkat dan martabat para karyawannya di depan keluarganya merupakan iming-iming yang sangat-sangat meranrik untuk saya. Mohon maaf, dengan ketidakinginan saya untuk memandang sebelah mata kepada para karyawan dan atau para calon karyawan, Indonesia ini sebenarnya banyak sekali membutuhkan orang-orang yang mampu menciptakan lapangan kerja baru, bukan membutuhkan para pencari kerja baru. Ditengah-tengah kondisi ekonomi bangsa Indonesia yang (katanya…) sedang terpuruk ini, para pencipta lapangan kerja baru adalah pahlawan yang sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia. Bahkan kalau boleh saya hubung-hubungkan dengan hal lain, Rasulullah Muhammad SAW sendiri pernah bersabda bahwa jikalau ALLAH SWT membagikan 10 rejekinya ke muka bumi makan 9 diantaranya ialah rejeki untuk para pedagang (baca:pengusaha).

Memang, saya sendiri sekarang ini masih menjadi salah satu golongan karyawan yang (jujur saja) masih bergantung kepada perusahaan dimana saya sekarang bekerja. Tapi keginginan saya untuk menjadi salah satu diantara mereka, para pengusaha sukses masih sangat besar, entah itu kapan dan bagaimana caranya, saya harus menjadi salah satu diantara mereka yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan bisa mengangkan martabat karyawan saya di depan keluarganya, amien…

17 thoughts on “Expo Wirausaha Mandiri

  1. udet

    muantebb cup, lain kali ajak2 om . Kata Ippho Santoso bisnis yang paling baik adalah bisnis yang dimulai bukan dihitung itung. Ayo ayo ! kalo ada peluang infoin ogut ya..hehe

    Reply
    1. ncupndut Post author

      hahahah
      maap om kalo lupa ngajakin…
      ngajak artees seh,takut kalo jadwalnya penuh
      😛

      heheh,bukan mo itung2an om…
      biar semangat aja…
      liat omsetnya yg segitu gilanya…
      jadi pengen cepet2 r****n neh
      hahahaha

      Reply
  2. bangindo

    Semoga sering2 aja ada acara spt ini untuk merangsang lahirnya para entrepreneur muda di Indonesia. Kalo aja dapat dilahirkan 1 juta entrepreneur baru yang dapat mempekerjakan 5 orang karyawan saja, maka tersedia lowongan pekerjaan untuk 5 juta orang ya 🙂 Tapi memang tidak mudah untuk menjadi job creator ya 🙂 Kalo aja dapat dilahirkan 1 juta entrepreneur baru yang dapat mempekerjakan 5 orang karyawan saja, maka tersedia lowongan pekerjaan untuk 5 juta orang ya 🙂 Tapi memang tidak mudah untuk menjadi job creator ya 🙂

    Reply
  3. ncupndut Post author

    @mas bagindo: iya mas bener,semoga lebih banyak entrepreneur muncul,sebuah pahala besar buat mereka yg bisa memberikan pekerjaan ke orang lain,jadi para Bapak bisa punya “harga diri” di depan keluarga mereka.

    @ata : oi ta…iya inget aku, pengen bgt ta,cuma belum bisa buat sekarang,masih pengen nyoba bertahan disini untuk sementara, buktiin diri kalo bisa bertahan disini,heheheh guaya ya…
    ente katanya punya software house ya? gimana, sukses?

    Reply
  4. Ata

    bukan software house Sup, cuma bikin website aja. Sementara ini juga masih freelance di proyeknya orang lain. Mau ngajak temen tapi belum ada yang cocok buat ngebangun software house. he2…

    Reply
    1. ncupndut Post author

      oh iya…
      numbuhin inspirasi bbgt yak…
      tp sampean kan udah mulai ngrintis tuh…
      keren…
      smoga bisa sukses juga…

      saya yang harusnya bilang nyusul sampean
      hehehe

      Reply
  5. runD

    Bener tuh kata iklan: DARIPADA WIRA WIRI CARI KERJA, MENDING WIRAUSAHA!!!!
    Mungkin setelah mengetahui WMM ini bisa menjadi teguran dan offense bagi setiap lulusan perguruan tinggi yang kebanyakan hanya ingin cari kerja saja, hehehe…
    Saya juga kepengen nih buka usaha, khususnya di bidang makanan dan fotografi. Kebetulan di Bogor terkenal dengan wisata kulinernya dan di Bogor sendiri sangat terbuka peluang untuk industri fotografinya. Mungkin di sini saya bisa berguru pada ahlinya, hehehe

    Reply
    1. ncupndut Post author

      Amiiinn…
      Semangat mas, kami dukung mas buat berwirausaha, apalagi kalo mas usahanya sesuai ama passion nya mas, insyaallah hasilnya lebih maksimal dan mas gak bakalan ngerasa lagi kerja seumur hidup… yeaaay.. 😀

      Reply

Leave a reply to ncupndut Cancel reply